Dari Jabir bin Abdullah, Rasulullah shollahu’alaihiwasallam bersabda, “Wahai sekalian manusia bertakwalah kalian kepada Allah dan carilah rezeki dengan baik. Sesungguhnya tidak ada jiwa yang mati kecuali sesudah menghabiskan jatah rezekinya. Meskipun rezeki tersebut tidak kunjung datang, hendaklah kalian tetap bertakwa kepada Allah dan mencari rezeki dengan baik. Ambillah yang halal dan tinggalkanlah yang haram.” (HR. Ibnu Majah, Shahih, lihat Al-Wajiz fi Fiqh Sunnah wal Kitab Al-Aziz hal. 330)

17 Maret 2011

Tinjauan Yuridis Penerapan Asas Lex Specialis Derogat Legi Generali Menurut Doktrin Kekhususan Yang Sistematis

Pembangunan nasional Indonesia untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 telah mencapai berbagai kemajuan termasuk di bidang ekonomi dan moneter, sebagaimana tercermin pada pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan tingkat inflasi yang terkendali. Sementara itu, dalam pembangunan tersebut terdapat kelemahan struktur dan sistem perekonomian Indonesia yang menimbulkan penyimpangan-penyimpangan antara lain ketidakhati-hatian dan kecurangan dunia perbankan dalam pengelolaan suatu bank.[1] Hal tersebut semakin diperparah dengan kurang memadainya perangkat hukum, lemahnya penegakan hukum sehingga mengakibatkan banyaknya distorsi, pada akhirnya terjadi penyimpangan dari praktik ekonomi pasar yang mengakibatkan semakin lemahnya fondasi perekonomian nasional[2].
Salah satu bentuk penyimpangan dalam praktik perbankan[3] yang cukup fenomenal yang pernah terjadi di Indonesia adalah kasus Bank Global Tbk. Dalam kasus ini, pengurus dan sekaligus pemilik bank tersebut melakukan praktik tidak patut yang dilakukan oleh seorang bankir dan merupakan tindakan kriminal dari kacamata hukum. Serangkaian praktik memelukan dan berbau kriminal telah terjadi pada bank tersebut. Mulai dari tidak bersedia memberikan dokumen dan tidak mau memberikan keterangan kepada Bank Indonesia (BI) sebagai pengawas perbankan, berupaya memusnahkan dokumen sampai menerbitkan surat berharga fiktif[4].
Dalam literatur ilmu hukum pidana, ada berbagai istilah bagi kejahatan atau tindak pidana yang terjadi di bidang perbankan. Di antaranya tindak pidana perbankan, tindak pidana di bidang perbankan, kejahatan di bidang perbankan, dan lain-lain. Hal ini disebabkan karena hingga saat ini belum ada satu Undang-Undang pun yang merumuskan secara yuridis apa yang dimaksud dengan tindak pidana di bidang perbankan.
Terhadap persoalan ini, menjadi relevan dimunculkan pertanyaan kapan suatu pelanggaran Undang-Undang Perbankan dapat dijerat dengan ketentuan UU Perbankan? Kemudian , dalam hal-hal apa tindak pidana dibidang perbankan dapat dijerat dengan ketentuan tindak pidana korupsi?
Aturan hukum yang memuat asas lex specialis derogate legi generali dilihat menurut teori sistem hukum dari Hart, termasuk kategori rule of recognition. Mengingat asas ini mengatur aturan hukum mana yang diakui abash sebagai suatu aturan yang berlaku. Dengan demikian, asas ini merupakan salah satu secondary rules, yang sifatnya bukan mengatur perilaku sebagaimana primary rules, tetapi mengatur (pembatasan) penggunaan kewenangan (aparat) negara dalam mengadakan suaru represi terhadap pelanggaran atas aturan tentang perilaku tersebut[1].
Sebagai asas yang mengatur penggunaan kewenangan, dilihat dari teori tentang criminal law policy dari Ancel, asas lex specialis derogat legi generali merupakan asas hukum yang menentukan dalam tahap aplikasi (application policy). Artinya, persoalannya bukan berkenaan dengan perumusan suatu kebijakan tentang hukum (formulation policy), tetapi berkenaan dengan game-rules dalam penerapan hukum. Dalam hal ini, asas ini menjadi penting bagi aparat penegak hukum apakah suatu peristiwa akan diterapkan aturan yang “ini” atau yang “itu”. Sementara, yang “ini” atau “itu” tersebut ditentukan oleh manakah aturan diantara aturan-aturan tersebut yang bersifat umum, sedangkan manakah aturan-aturan yang lain yang bersifat khusus.
Berdasarkan uraian diatas, dikaitkan dengan putusan Pengadilan Negeri NO. 2068/PIDANA BIASA/2005/PN JAKARTA SELATAN, yang membebaskan Neloe, CS karena tidak terbukti melakukan perbuatan korupsi dan Putusan Mahkamah Agung Indonesia No. 1144 K/Pid/2006 yang kemudian menghukum Neloe CS dengan hokuman 10 Tahun Penjara, karena terbukti perbuatan terpidana telah melanggar Undang-undang Korupsi. Penulis berkesimpulan bahwa Mahkamah Agung telah mengabaikan dan melanggar doktrin specialite sistematische.
Dengan keputusan ini Mahkamah Agung telah menyatakan diri secara tegas bahwa undang-undang Perbankan sebagai undang yang bersifat umum, sedangkan undang-undang korupsi merupakan ketentuan yang lebih khusus. Meminjam istilah Andi Hamzah, dengan demikian undang-undang korupsi bisa mengonsumir, mendesak dan menghabiskan ketentuan undang-undang perbankan (lex consumens derogat legi consumtae).
Disinilah hal yang menjadi keberatan penulis terhadap putusan Mahkamah Agung, karena Mahkamah Agung telah menghilangkan ketentuan hukum perbankan secara semena-mena, tanpa mempertimbangkan dampak ketidak pastian hukum yang ditimbulkan dalam putusan tersebut[2].
Padahal, apabila kita merujuk sejarah lahirnya undang-undang perbankan[3], jelas terlihat bahwa lahirnya Undang-undang Perbankan ditujukan untuk menggantikan Penuntutan Kejahatan Perbankan dengan sarana hukum tindak pidana korupsi.[4]
Dengan bahasa lain dapat dikatakan bahwa lahirnya undang-undang perbankan ditujukan agar kedepan kasus-kasus tindak pidana perbankan yang terjadi dapat dijerat dengan undang-undang perbankan. Hal ini dikarenakan adannya “kesadaran bersama” bahwa susbtansi Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi No 3 Tahun 1971, lebih merupakan kehendak politik (political will) pemerintah untuk memberantas korupsi dari pada hasil kerja suatu perundang-undangan. Terlebih, dalam perdebatan-perdebatan mengenai rancangan undang-undang tersebut tidak pernah terdapat pembicaraan bagaimana sebaiknya suatu tindak pidana dirumuskan. Konsekwensi yuridis selalu dilupakan.[5]
Tetapi seperti dikatakan oleh Hart dan Peters, yang dikutip oleh Davit Downes,
The paradigm now constituted a problem rather than a solution : not waiving but drowning. The public prosecutorial ‘executive’ had re-organized and re-orianted the criminal justice process from a case to a policy basis. The executive has become the prime mover in the criminal justice sphere[6].
Akibatnya dalam penerapan dan penegakan hukumnya selalu menimbulkan kejanggalan-kejanggalan, atau bahkan menyiratkan ketidak-adilan. Jika demikian maka putusan yang dihasilkan malah mengaburkan substansi norma-norma yang seharusnya dilindungi dari undang-undang tersebut.
Dari perkara ini, kejanggalan yang terlihat adalah hakim dalam memutus perkara lebih menitik beratkan pertimbangan unsur merugikan keuangan negara ketimbang pelanggaran pasal 49 ayat 2 undang-undang perbankan. Padahal unsur kerugian keuangan negara yang dimaksud juga masih bisa diperdebatkan[7].
Dari hal tersebut diatas, dalam kasus Neloe, penulis ingin mengatakan bahwa penerapan hukum tindak pidana perbankan sebagai tindak pidana korupsi dalam penegakan hukum pidana di Indonesia telah melanggar ketentuan sistematische specialite sebagai secondary rules yang harusnya dipatuhi.
Akibat putusan ini, Mahkamah Agung telah berkontribusi mendeligitimasi undang-undang perbankan, karena putusan ini berimplikasi terhadap habisnya kepentingan-kepentingan hukum yang ingin dilindungi oleh undang-undang perbankan .
Padahal, menurut Lili Rasjidi, mengutip pendapat Roscoe Pound mengklasifikasikan kepentingan-kepentingan yang dilindungi oleh hukum dalam 3 katagori pokok : Public Interest (kepentingan umum), social interst (kepentingan masyarakat), private interst (kepentingan pribadi)[8].
Dari hal-hal yang telah dijelaskan terdahulu, penulis ingin membuktikan beberapa hal, yaitu :
Pertama ; penerapan dan penegakan hukum tindak pidana perbankan dalam kasus Neloe bersifat sangat luas dan menimbulkan ketidakpastian hukum. Karena disamping perbuatan yang dilakukan tersangka secara normatif tidak berkualifikasi tindak pidana korupsi, jika ditinjau dari pasal 14 UU No 31 Tahun 1999 Jo UU 20 tahun 2001 Tentang Tindak Pidana Korupsi. Juga hal yang seharusnya dipertanggungjawab kan kepada pelaku tidak dibuktikan di persidangan. (pasal 49 ayat 2 UU No 10 Tahun 1998 tentang Perbankan).
Kedua, pertimbangan-pertimbanagn hukum putusan pengadilan sama sekali mengabaikan asas-asas hukum pidana, sehingga terkesan hakim bebas menerapkan semua ketentuan perundang-undangan selama hal tersebut didalilkan dalam tuntutan jaksa penuntut umum.
Ketiga, menimbulkan persepsi bahwa undang-undang perbankan bisa serta merta dikesampingkan oleh undang-undang korupsi, dengan kata lain undang-undang ini tidak berkaitan satu sama lain dalam satu sistem hukum.
Keempat, menumbuhkan sikap tidak menghormati undang-undang.


[1] Chairul Huda, Op., cit

[2] Dalam putusan baik di Pengdilan Negeri Jakarta Selatan Mupun di MA, pada akhirnya Mahkamah Agung telah membuat suatu ukuran penerapan hukum pertanggungjawaban pidana, yang tidak berdasarkan suatu ketentuan sytimathice specialite. Hal ini dapat dilihat dari pertimbangan hukum pengadilan Negeri dan MA (seperti disebutkan diatas) yang sama sekali tidak memperhatikan ketentuan udang-undang perbankan, khususnya pasal 49 ayat 2 UU No 10 Tahun 1998 tentang Perbankan yang secara khusus mengatur delik yang dilakukan oleh Neloe
[3] UU No 7 Tahun 1992 yang kemudian diperbaharui dengan Undang-undang No 10 Tahun 1998

[4] Lahirnya Undang-undang Perbankan salah satunya disebapkan karena adanya putusan Mahkamah Agung Terhadap Kasus Bank Duta. Kasus yang menyita perhatian masyarakat tersebut menjadi ”kontroversi” karena Mahkamah Agung dianggap telah melakukan analogi dalam hal pengertian merugikan keuangan negara. Dimana MA berpendapat sebagai berikut :
”telah terbukti walaupun Bank Duta adalah Bank Swasta, tetapi karena telah menerima/menggunakan dana-dana yang bersal dari masyarakat yang diperuntukkan bagi kepentingan sosial dan kemanusiaan, maka undang-undang korupsi dapat diterapkan dalam perkara ini”.
Sehingga muncul pendapat dan desakan agar dilahirkan suatu Undang-undang Perbankan, dan pada tahun 1992 lahirlah undang-undang No 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Komariah Emong, Op., Cit. Hal. 208 dan 209
[5] Ibid. hal 208
[6] Davit Downes, dalam Komariah Emong. Ibid.
[7] menurut saksi Nanik Purwati saksi ahli dari BI menerangkan walaupun modal yang dimiliki si pemohon jauh dibawah nilai kredit yang diajukan akan tetapi setelah melakukan analisa terhadap permohonan tersebut, bank .memperoleh keyakinan bahwa kredit tersebut dapat dilunasi, maka hal tersebut tidak bertentangan dengan ketentuan perkreditan yang berlaku. Lebih lanjut menurut keterangan ahli dari BPKP yakni Muhammad Yusuf dalam persidangan juga telah menerangkan bahwa apabila dalam laporan keuangan Bank Mandiri yang disahkan dalam rapat umum pemegang saham ternyata tidak ada kerugian yang dialami Bank Mandiri maka berarti juga tidak kerugian yang dialami oleh Negara.

sumber :http://raspati.blogspot.com

13 Maret 2011

MERAIH SUKSES DI USIA MUDA

Acara Kick Andy dengan tema MERAIH SUKSES DI USIA MUDA sangat inspiratif, ini sedikit ringkasan dalam acara tersebut
Siapa bilang untuk meraih sukses harus menunggu usia tua? Siapa bilang untuk menjadi kaya dan mempunyai harta benda melimpah harus menempuh hari-hari yang sangat panjang dan melelahkan? Ternyata, sukses, kaya dan terkenal bisa diraih saat masih muda dan tidak memerlukan waktu yang panjang dan melelahkan.
Merry Riana misalnya. Wanita energik ini ketika usianya menginjak 24 tahun sudah berhasil menjadi milyuner. Tidak tanggung-tanggung kesuksesan itu diraih tidak di negerinya sendiri, Indonesia, melainkan di Singapura.
“Saya sukses seperti sekarang karena keterpaksaan,” ujar Merry menjawab pertanyaan Host Kick Andy, Andy F.Noya. Menurut Merry ia terpaksa mengungsi ke negeri jiran Singapura karena saat itu Jakarta sedang dilanda kerusuhan Mei 1998. Merry yang kala itu tidak cakap berbahasa Inggris dan tidak banyak uang benar-benar prihatin. Setelah berhasil menyelesaikan kuliahnya di Nanyang Technological University Singapura dan menggondol gelar insinyur, Merry memutuskan untuk terjun ke dunia bisnis. Ia mulai merangkak sebagai sales dari bermacam barang. Namun berkat keuletan dan ketabahan, Merry yang kini menjadi Duta Produk LG di Asia ini bisa meraih sukses dan mendirikan Merry Riana Organization bersama teman-temannya.
Sementara Putu Putrayasa mendapat penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia, MURI karena prestasinya di bidang pendidikan. Pemuda kelahiran Sumbawa, 17 Desember 1976 ini mendirikan sebuah perguruan tinggi di Baturaja, Sumatera Selatan ketika berusia 26 tahun. Putu, yang lahir dari keluarga miskin mendirikan perguruan tinggi karena “dendam pribadi”.
“Saya anak petani miskin. Ayah saya terpaksa menjadi kusir delman untuk mendapatkan tambahan uang. Saya dan adik-adik kesulitan untuk meneruskan sekolah yang lebih tinggi”, kata Putu yang pada usia 22 tahun mempunyai beberapa toko komputer yang omzetnya mencapai miliaran rupiah. Saat ini Putu sering keliling Indonesia untuk membagikan ilmu kewira-niagaan berdasarkan pengalaman pribadinya.
Dari Bogor dilaporkan, seorang pemuda yang masih berusia 26 tahun sudah menjadi pengusaha properti. Dan, usaha properti berupa komplek perumahan itu benar-benar ia rintis dari bawah, bukan perusahaan warisan orangtua. Pemuda itu adalah Elang Gumilang. Elang yang mempunyai bakat wiraswasta sejak kuliah di Institut Pertanian Bogor itu tertarik menekuni bisnis perumahan karena kagalauan hatinya.
“Saya sangat sedih ketika melihat banyak warga kita yang tidak mempunyai tempat tinggal. Bahkan saya sering melihat saudara-saudara saya itu tidur di kolong jembatan dan di gerobak-gerobak pemulung,” ujar pemuda yang lahir di Bogor pada 6 April 1985 itu sedih.
Itulah sebabnya bersama teman-temannya ia bertekad mendirikan perusahaan kontraktor untuk membangun rumah bagi orang yang tidak mampu.
Jangan menganggap sebelah mata bisnis pulsa elektrik. Banyak orang menganggap remeh bisnis pulsa elektrik karena keuntungannya sangat kecil, yaitu “hanya” seribu rupiah per transaksi.
Tapi di tangan Febrian Agung Budi Prasetyo bisnis pulsa elektrik omsetnya bisa mencapai milyaran bahkan trilyunan rupiah. Febrian, pemuda asal Solo, Jawa Tengah yang saat ini berusia 27 tahun itu berhasil menjadi milyuner muda. Febrian yang mengaku anak seorang sopir Bus Damri itu berhasil menemukan sistem penjualan pulsa elektrik yang sangat efektif. Servernya bisa melayani transaksi sampai satu juta transaksi perhari. Dan, ia berhasil merekrut ribuan agen pulsa elektrik dengan sistem multi level marketing dari Sabang ningga Merauke.
Apa yang dilakukan beberapa narasumber Kick Andy di atas adalah benar-benar menimbulkan decak kagum. Masih muda, kaya dan menciptakan peluang kerja. Kami berharap setelah nonton episode Kick Andy ini akan muncul entrepeneur-entrepeneur muda yang ulet, tangguh dan tidak cengeng.

APA YANG DIPERLUKAN UNTUK MENGHADAPI KEGAGALAN

Calon wirausahawan harus siap gagal. Fahamilah makna kegagalan. Tanpa faham filosofi itu, jangan berpikir mau mengambil jalan menjadi wirausaha. Alasannya, ada yang sukses dalam usahanya, ada yang belum berhasil. Pengusaha mengetahui bahwa ”kegagalan” bukan akhir permainan dan tidak boleh takut mengalaminya. Ia menyadari dengan keberanian, bahwa bisa saja mengatasi sesuatu yang tidak mungkin untuk berhasil.
Menghadapi risiko, adalah gabungan kerja keras, kecerdikan, kehati-hatian, kecermatan  membaca peluang dan kesiapan menghadapi kegagalan maupun keberhasilan.  Happy ending sebuah ikhtiar adalah keberhasilan. Ini dicapai, tentu setelah melewati keberhasilan demi keberhasilan kecil, seperti keberhasilan menyingkirkan kesulitan dan bahaya. Proses ini dibangun dari kesungguhan melahirkan segenap potensi diri seorang wirausahawan. Dengan begitu, ia mengubah “kekalahan menjadi kemenangan”, sebuah proses yang kecil peluang pencapaiannya tanpa kesiapan mental menghadapi kegagalan. Kalau Anda termasuk yang tidak siap gagal, lebih baik jangan meniti jalan ini. Bahkan, mengimpikannya saja, jangan!
Setiap kegagalan adalah pelajaran yang mendorong pengusaha untuk mencoba pendekatan baru yang belum pemah dicoba sebelumnya. Bagi pengusaha sejati, “Berani Gagal” berarti “Berani Belajar”. Dengan gagal dan dengan belajar, pengusaha bertumbuh menjadi orang yang lebih baik dan belajar bagaimana menciptakan kekayaan sejati. Walaupun pengusaha kehilangan kekayaan materi yang telah mereka peroleh, mereka tahu bagaimana menciptakan semua kekayaan itu lagi. Pelajarannya tidak pemah hilang. Sebaliknya, mereka yang tidak pemah mengalami perjalanan yang sulit dan menemukan kekayaan dengan mudah, tidak akan tahu bagaimana menciptakan kekayaan ketika mereka kehilangan. Dengan kata lain, mereka yang tidak gagal tak akan tahu kekayaan sejati.
Gemerlap materi, pada komunitas bahkan kehidupan sosial yang serba benda (materialistis), lebih banyak memperoleh penilaian tinggi. Sebaliknya, siapa pun mengalami kegagalan, sudah mendapat stempel sosial sebagai manusia yang kehilangan harga. The looser dunia usaha, sering menjadi figur yang menghadapi titik balik sikap sosial terhadapnya. Dulu, saat masih jaya, ia banyak rekan dan kolega, setelah gagal dalam usahanya, hampir semua rekan dan kolega yang dulu mendukungnya, menebar senyum ramahnya, bahkan mengajak bermitra, hilang sudah! Akibat cara pandang seperti ini, banyak wirausahawan yang traumatik terhadap kegagalan. Ini, “awal kematian” benih-benih kewirausahaan. Semua pihak harus mengubah sikapnya: doronglah  masyarakat menjadi pihak yang turut membangun keberanian banyak orang untuk respek terhadap ikhtiar orang meraih keberhasilan dalam bisnis. Gagal atau keberhasilan, bukan menjadi satu-satunya alasan menghargai atau meremehkan wirausahawan. Tentu, sembari tetap mentransfer sikap-sikap arif, bahwa dalam setiap kegagalan selalu ada pelajaran berharga. Seorang bijak berkata,”sukses hanyalah pijakan terakhir dari tangga kegagalan.”


Kita perlu menggalakkan orang untuk berani mengambil resiko. Hal ini membutuhkan pola pikir yang sangat berbeda. Untuk kita, itu berarti mengabaikan peraturan yang telah berlaku baik selama 30 tahun lebih.

Lee Kuan Yew, mantan PM Singapura

Yang Diperlukan Untuk Menghadapi Kegagalan

Ada banyak pembahasan tentang tips menghadapi kesuksesan. Tetapi bagi kami, sama pentingnya, menyiapkan sejumlah hal untuk menghadapi kegagalan! Billy P.S. Lim, motivator kelas dunia yang berbasis di Malaysia, pernah menanyakan kepada peserta trainingnya tentang satu masalah menarik. ”Mengapa orang akan tenggelam apabila jatuh ke dalam air?”
Berbagai jawaban diberikan tetapi yang paling sering ialah ”Dia tak dapat berenang.” Yang hadir heran, karena Lim menyalahkan jawaban itu. Yang hadir mengira, Lim bercanda. Untuk menyakinkan mereka, Lim memberi contoh kejadian orang tenggelam di air sedalam tiga inci. Akhirnya, ia memberitahu jawabannya, yang  akan ia berikan kepada Anda sekarang. Kami kutip pendapat Lim: ”Orang tenggelam karena dia menetap disitu dan tidak menggerakkan dirinya ke tempat lain.”
So? Berapa kali orang jatuh tak jadi soal. Yang penting kemampuannya untuk bangkit kembali setiap kali jatuh.

Ukurannya, Bangkit Lagi
               
Jangan ukur seseorang dengan menghitung berapa kali dia jatuh, ukurlah ia dengan beberapa kali dia sanggup bangkit kembali. Seseorang yang mampu bangkit kembali setelah jatuh, tidak akan putus asa. Menyedihkan, mendengar bahwa banyak orang seperti mereka, setelah sekali dua kali gagal, memilih untuk menetap di situ dan akhirnya mati sebagai orang yang sebenar-benarnya gagal, tersungkur, dan tidak bangkit lagi.
Apakah kualitas diri kita akan membantu bangkit kembali setelah kita terjatuh? Kualitas diri sendiri adalah sesuatu yang mesti saya sebutkan, karena kalau tidak, makna buku ini tidak sempuma.
 
”Tidak ada apapun di dunia ini yang bisa menggantikannya. Bakatpun tidak; Banyak sekali orang berbakat yang tidak sukses. Kejeniusanpun tidak; Jenius yang tidak sukses sudah hampir menjadi olok-olokan. Pendidikanpun tidak; dunia ini penuh dengan orang terpelajar. Hanya kemauan dan ketabahan saja yang paling ampuh.”

Ya, ketabahan, yakni kemampuan bangkit kembali untuk kesekian kalinya setelah terjatuh. Dalam benturan antara sungai dan batu, air sungai senantiasa menang  bukan dengan kekuatan tapi dengan ketabahan. Seberapa jauh Anda jatuh tidak menjadi masalah, tetapi yang penting seberapa sering Anda bangkit kembali.
Apabila Anda dapat terus mencoba setelah tiga kegagalan, Anda dapat mempertimbangkan diri untuk menjadi pemimpin dalam pekerjaan Anda sekarang. Jika Anda terus mencoba setelah mengalami belasan kegagalan, ini berarti benih kejeniusan sedang tumbuh dalam diri Anda. Seperti Thomas Alfa Edison, saat ditanya, bagaimana ia bisa bertahan setelah ribuan kali gagal? Penemu bola lampu dan pendiri perusahaan kelas dunia, General Electric ini menjawab,

”Saya tidak gagal, tetapi menemukan 9994 cara yang salah dan hanya satu cara yang berhasil. Saya pasti akan sukses karena telah kehabisan percobaan yang gagal.” 

Sungai Colorado mengalir tabah terus-menerus, melahirkan Grand Canyon. Charles Goodyear yang tekun, membuahkan ban yang memungkinkan kendaraaan melaju kencang. Tabahnya Wright bersaudara membuahkan pesawat terbang. Bethoven, mengisi dunia dengan musik inspiratif, John Milton membuahkan karya puisi indah yang menyejukkan hati, perempuan tuna netra yang tegar Helen Keller, memberikan harapan kepada semua orang cacat, ketabahan Abraham Lincoln membuatnya terpilih menjadi presiden. Dan, tentu, Thomas Alfa Edison, memberi kita cahaya listrik. Kesuksesan tergantung pada kekuatan untuk bertahan. Kurang tabah merupakan salah satu alasan orang gagal dalam bisnis, politik, dan kehidupan pribadi.

Setiap orang sukses menyatakan bahwa kesuksesan hanya berada di luar ketika mereka yakin idenya akan berhasil.”
Dr. Napoleon Hill



Menarik Hikmah, Jangan Menyerah


Anda tumbuh menjadi semakin dewasa dan bijaksana. Dulu Anda menanggung kegagalan secara pribadi. Ketika kulit Anda mulai berkerut sejalan dengan perjalanan usia, Anda cenderung belajar dari kesalahan - kesalahan Anda
Cheong Chonng Kong

Secara sederhana, kegagalan adalah situasi tak terduga yang menuntut transformasi dalam sesuatu yang positif. Jangan lupa bahwa Amerika Serikat merupakan hasil dari kegagalan total. Karena Columbus sebenarnya ingin mencari jalan ke Asia.
Eugenio Barba.


Mengantisipasi bencana sejak dini, karakteristik seorang entrepreneur. Jangan biarkan kebanggaan dan sentimen mempengaruhi keputusan-keputusan Anda. Sebuah gagasan gagal, adalah pelajaran ada saat untuk bangkit kembali untuk mengejar target-target Anda berikutnya.


Babe Ruth, pemain baseball terkenal, tidak hanya mencetak 714 home run, namun dia juga pernah luput (strike out) 1330 kali.

Ray Meyer, pelatih bola basket legendaris di DePaul University telah memimpin timnya memenangkan 37 musim, kompetisi. Saat timnya kalah, setelah kemenangannya yang ke-29, dia ditanya bagaimana perasaannya. “Luar biasa!” katanya. “Sekarang kami dapat mengkonsentrasikan diri bagaimana memenangkan permainan daripada memikirkan kekalahan ini.”
Kegagalan, jangan biarkan sebagai sesuatu yang final. Entrepreneur sejati, memandang  kegagalan sebagai awal, batu loncatan untuk memperbaharui kinerja bisnis mereka di masa mendatang. Pemimpin tidak menghabiskan waktunya memikirkan kegagalan.
Untuk memicu kesiapan mental Anda, kita belajar dari cerita tentang seorang eksekutif IBM yang memiliki prospek cerah. Ia baru saja melakukan kesalahan transaksi yang merugikan perusahaan jutaan dollar. Thomas J. Watson, pendiri IBM, memanggil eksekutif muda itu ke kantornya. Spontan eksekutif itu berkata.


“Saya tahu Anda pasti meminta saya mengundurkan diri, bukan?”
”Anda tidak perlu cemas. Kami baru saja mengeluarkan jutaan dolar untuk mendidik Anda!” Begitu jawab Watson.

***
Perusahaan seperti milik kami harus menciptakan suasana di mana orang-orang tidak takut mengalami kegagalan. Ini berarti kami menciptakan sebuah organisasi dimana kegagalan tidak hanya ditoleri tetapi ketakutan dikritik karena menyampaikan gagasan bodoh juga dihilangkan. Jika tidak, maka banyak orang yang merasa cemas dan tidak nyaman. Dan gagasan-gagasan brilian yang sangat potensial tak akan pemah terucapkan dan tak akan pemah terdengar. Kegagalan masih bisa ditolerir selama itu tidak menjadi kebiasaan.
                Michael Eisner, Walt Disney Corp.

Jadi? Ya, gagal bukan kiamat bisnis, tapi jangan kelewatan. Apalagi menjadi “kebiasaan”. Kerjakan yang mampu dilakukan, semakin terbatas sumber dana, Anda patut semakin bijaksana. fahami, kapan harus meminimalisasi kerugian.  

Bila Jatuh, Cepatlah Bangkit

Di dunia kerja, yang disebut masalah sesungguhnya adalah kesempatan yang menunggu, dipungut.
Henry J. Kaiser


”Bagi saya pribadi, krisis Asia telah berakhir pada saat dimulainya persaingan untuk mendapatkan hotel Regent Bangkok pada bulan Maret  1999. Setelah melewati masa-masa sulit selama dua tahun sebelumnya, mendadak saya memutuskan mengikuti lomba balap Ferari di Perancis serta bersaing di ring dengan Goldman Sachs Co., salah satu bank investasi terbesar dunia.”
William E. Heinecke, konglomerat Thailand


Pembaca, saat banyak konglomerat bangkrut dan bank-bank mengalami kegagalan di Thailand, tujuh hotel milik Heinecke, restoran siap saji dan perusahaan lainnya terus berusaha keras keluar dari krisis serta berusaha mendulang keuntungan di tahun 1998. Meskipun banyak analis meramalkan tentang pertumbuhan ekonomi pada tahun 1999 dan menguji Baht Thailand, tidak banyak perusahaan yang bisa menandingi kemampuan kerja kelompok bisnis Heinceke.
Fantastis, hotel Heinecke mengalami kenaikan 24%, 246 restoran kelompok bisnisnya menarik lebih dari tak kurang dari lima juta pelanggan! Pada tahun 1997 kelompok perusahaan Heineke mengalami kerugian 1 milyar baht, tetapi setahun kemudian tiga perusahaannya yang telah go public, mendapatkan keuntungan bersih 500 juta baht, pada triwulan pertama tahun 1999, keuntungannya lebih banyak lagi.
Belum yakin, kegagalan, hanyalah sebuah tikungan tajam yang menuntut ”kendaraan” usaha, sedikit mengurangi kecepatan, lalu di depan, begitu melihat ”jalan mulus peluang”, Anda bisa menebusnya dengan kecepatan yang lebih tinggi. Bisnis Heinecke di Thailand, saat ini benar-benar telah pulih.
Regent Bangkok, salah satu hotel terbesar di Asia, tingkat huniannya tetap tinggi. Saat itu, Regent di bawah kontrol beberapa perusahaan yang sedang mengalami kesulitan keuangan dan manajerial seperti halnya perusahaan-perusahaan lainnya di Thailand sehingga mereka berusaha untuk menjual saham Regent. Regent dimiliki oleh Rajadamri Hotel Company yang kemudian 32% sahamnya dimiliki oleh sebuah perusahaan Jepang yang telah bangkrut yang diwakili oleh sebuah bank Jepang yang cukup besar.
Masih ada lagi faktor lain yang lebih penting. Rajadamri Hotel Company juga memiliki 26% saham hotel bintang lima milik Heinecke, di Thailand Utara, Regent Chiang Mai. Heineke enggan menjualnya pada orang asing karena ia tak ingin ada orang asing menguasai tanah keramat itu. Bagi Heinecke, ikut ambil bagian dalam kepemilikan saham Regent Bangkok yang dijual pada awal tahun 1999 merupakan tindakan yang tepat, setelah sebelumnya ia sudah memiliki saham Regent hampir 29%.
Apa kata Heineke tentang pelintasan bisnisnya yang penuh tikungan di masa krisis ini?

“Ini adalah persaingan dimana saya harus mengeluarkan segala strategi dan kemampuan yang telah saya pelajari : mempercayai intuisi, menggunakan jaringan kerja kontrak yang mapan, menggunakan sejumlah pakar dan merencanakan strategi-strategi dalam situasi yang selalu berubah cepat jika diperhatikan, persaingan ini merupakan mikrokosmos semua strategi. Saya berusaha menguji kemampuan saya dengan lawan-lawan yang benar-benar tangguh. Goldman Sachs, salah satu grup investasi terkuat di dunia ini, merupakan pemegang saham individu terbesar Regent Bangkok, tapi itu tidak berarti bahwa mereka bisa berbuat sesuka hatinya. Saya kira bagi seorang yang tidak lulus perguruan tinggi, hasil seperti ini sudah cukup memuaskan”.



Bila Semuanya Gagal

Tekun, mengerahkan segenap daya, dan masih gagal juga. Apa yang harus kita lakukan?


Saat gagal menimpa, kendati lelah dan kecewa berat, jangan matikan energi kreatif Anda. Tetaplah berpikir kreatif. Sempurnakan produk yang ada, atau hasilkan produk baru atau usaha baru yang mungkin belum terpikirkan.
Jangan terpaku pada karier dan keterampilan yang dimiliki, yang terlalu lama bersandar pada lingkungan di mana kita dibesarkan atau selama ini bergulat. Kadang kala apabila seseorang gagal setelah berusaha dengan tabah dan mengerahkan sepenuh tenaga untuk sekian lama, mungkin tiba saatnya ia mengkaji kembali bidang yang digeluti dan menilai apakah ia mampu untuk mendapatkan apa yang dinginkannya di bidang tersebut.
Banyak cara untuk mencapai  tujuan hidup. Sebagian lebih cepat atau lebih lambat daripada yang lain. Sebagian kurang berisiko tetapi lebih lambat daripada yang lain.
Saran kami, janganlah terlalu kaku mengatakan bahwa Anda tidak bisa berubah. Kami sendiri, kerap berubah seiring dengan perkembangan in put dan stimulasi kondisi di sekitar kami. Tanpa itu, bagaimana mungkin kami menyusun sebuah buku, memberi pencerahan bagi banyak orang?
Kadang kala dalam kehidupan kita terpaksa menekuni bidang usaha yang berlainan dan kita mesti menyesuaikan segala  keterampilan dan bakat yang tidak kita peroleh dari bidang-bidang usaha di masa lalu. Lalu? Salurkan kekuatan itu di bidang usaha yang baru. Mungkin, kita dipaksa mempelajari keterampilan baru, sebagai konsekuensi menghadapi tantangan serba-baru itu.
Pernahkah Anda bertanya bagaimana orang Jepang bangkit kembali dari kehancuran PD II untuk menjadi pengusaha ekonomi yang unggul saat ini? Dulu, produk Jepang sempat dinilai murahan, tidak berkualitas, dan stigma jelek lainnya. Tapi sekarang, sulit bagi kita untuk hidup tanpa barang-barang buatan Jepang di dalam rumah kita. Ini tidak hanya berlaku di Negara kita saja, tetapi bahkan di seluruh dunia.
Orang-orang Jepang tidak menciptakan mobil. Tidak juga kamera, kulkas, televisi, AC, mesin cuci, penghisap debu, film atau system perangkat audio berkualitas tinggi. Mereka tidak menciptakan banyak benda. padahal yang mereka lakukan ”hanyalah” meniru.
Hakikat :peniruan ala Jepang”, sarat pesan penting bagi calon entrepeneur. Di sana ada proses penyempumaan  tanpa kenal lelah, sampai akhirnya ”tiruannya” lebih baik dari aslinya! Mereka menggunakan ”kreativitas” untuk menyempumakan barang yang sudah ada. Tak ada yang membantah, Jepang meraih suksesnya. Kultur entrepreneurship tumbuh subur di sana, menyebar menguasai dunia.
Jika Anda menyadari bahwa Anda tidak berhasil mencapai tujuan Anda pada suatu pekerjaan di mana Anda telah dilatih untuk melakukannya, latihlah atau lengkapi diri Anda dengan pekerjaan yang memberi peluang meraih yang lebih baik di masa depan. Janganlah gantungkan diri Anda pada satu keterampilan saja. Sebagai manusia, Tuhan memberi kita kemampuan untuk mempelajari keterampilan baru dan menerjuni bidang usaha lain. Jangan ”hidup-mati” Anda gantungkan pada satu bidang saja. Orang lain bisa sukses. Anda tentu juga bisa. hanya saja, ada yang lekas tercapai, ada yang masih berliku.

”Jangan malu karena gagal, …seperti Christopher Colombus.”

”Ketahuilah apa yang akan Anda lakukan, lakukanlah dan jangan menunda kembali. Jika Anda membuat kesalahan, buatlah kesalahan yang hebat. Seperti orang yang sampai di persimpangan jalan dan bertanya,”Arah manakah yang perlu saya tuju, arah sana atau sini?” Pergi saja! Pilih satu arah dan pergilah. Unsur masa itu pasti ada. Segala sesuatu mempunyai waktu dan tempat yang wajar.”
Gum Rutt

Tengok kiri-kanan Anda. Produk Cina, membanjiri negeri ini. Bayangkan, seperti apa sepuluh atau duapuluh tahun yang akan datang? Akankah ini kita terima sebagai ”keharusan ekonomi”? Tidakkah Anda mulai berpikir hal yang sebaliknya? Anda bisa!

Sumber ;we-entrepreneur.com

Bob sadino biography

Bob Sadino adalah salah satu sosok entrepreneur sukses yang memulai usahanya benar-benar dari bawah dan bukan berasal dari keluarga wirausaha. Bob berwirausaha karena "kepepet", selepas SMA tahun 1953, ia bekerja di Unilever kemudian masuk ke Fakultas Hukum UI karena terbawa oleh teman-temannya selama beberapa bulan. Kemudian dia bekerja pada McLain and Watson Coy, sejak 1958 selama 9 tahun berkelana di Amsterdam dan Hamburg.
Setelah menikah, Bob dan istri memutuskan menetap di Indonesia dan memulai tahap ketidaknyamanan untuk hidup miskin, padahal waktu itu istrinya bergaji besar. Hal ini karena ia berprinsip bahwa dalam keluarga, laki-laki adalah pemimpin, dan ia pun bertekad untuk tidak jadi pegawai dan berada di bawah perintah orang sejak saat itu ia pun bekerja apa saja mulai dari sopir taksi hingga mobilnya tertubruk dan hancur , kemudian kuli bangunan dengan upah Rp 100 per hari.
  Suatu hari seorang temannya mengajaknya untuk memelihara ayam untuk mengatasi depresi yang dialaminya,dari memelihara ayam tsb ia terinspirasi bahwa kalau ayam saja bisa memperjuangkan hidup, bisa mencapai target berat badan, dan bertelur,tentunya manusia pun juga bisa, sejak saat itulah ia mulai berwirausaha.
Pada awalnya sebagai peternak ayam, Bob menjual telor beberapa kilogram per hari bersama istrinya. Dalam satu setengah tahun, dia sudah banyak relasi karena menjaga kualitas dagangan,dengan kemampuannya berbahasa asing, ia berhasil mendapatkan pelanggan orang-orang asing yang banyak tinggal di kawasan Kemang, tempat tinggal Bob ketika itu.Selama menjual tidak jarang dia dan istrinya dimaki-maki oleh pelanggan bahkan oleh seorang babu.
Namun Bob segera sadar kalo dia adalah pemberi service dan berkewajiban memberi pelayanan yang baik, sejak saat itulah dia mengalami titik balik dalam sikap hidupnya dari seorang feodal menjadi servant, yang ia anggap sebagai modal kekuatan yang luar biasa yang pernah ia miliki.
Usaha Bob pun berkembang menjadi supermarket, kemudian dia pun juga menjual garam,merica, sehingga menjadi makanan.Om Bob pun akhirnya merambah ke agribisnis khususnya holtikultura, mengelola kebun-kebun yang banyak berisi sayur mayur konsumsi orang-orang Jepang dan Eropa dia juga menjalin kerjasama dengan para petani di beberapa daerah untuk memenuhi.
Bob percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diimbangi kegagalan, perjalanan wirausaha tidak semulus yang dikira orang, dia sering berjumpalitan dan jungkir balik dalam usahanya. Baginya uang adalah nomer sekian, yang penting adalah kemauan, komitmen tinggi, dan selalu bisa menemukan dan berani mengambil peluang.
Bob berkesimpulan bahwa saat melaksanakan sesuatu pikiran kita berkembang, rencana tidak harus selalu baku dan kaku, apa yang ada pada diri kita adalah pengembangan dari apa yang telah kita lakukan. Dunia ini terlampau indah untuk dirusak, hanya untuk kekecewaan karena seseorang tidak ,mencapai sesuatu yang sudah direncanakan.Kelemahan banyak orang adalah terlalu banyak mikir membuat rencana sehingga ia tidak segera melangkah, yang penting adalah action. Keberhasilan Bob tidak terlepas dari ketidaktahuannya sehingga ia langsung terjun ke lapangan, setelah mengalami jatuh bangun, akhirnya Bob trampil dan menguasai bidangnya. Proses keberhasilan Bob berbeda dengan kelaziman yang selalu dimulai dari ilmu dulu, baru praktek lalu menjadi terampil dan professional.
Menurut pengamatan Bob, banyak orang yang memulai dari ilmu berpikir dan bertindak serba canggih, bersikap arogan, karena merasa memiliki ilmu yang melebihi orang lain.
Om Bob selalu luwes terhadap pelanggan dan mau mendengarkan saran dan keluhan pelanggan, sehingga dengan sikapnya tersebut Bob meraih simpati pelanggan dan mampu menciptakan pasar. Menurut Bob, kepuasan pelangan akan membawa kepuasan pribadinya untuk itu ia selalu berusaha melayani klien sebaik-baiknya.
Bob menganggap bahwa perusahaannya adalah keluarga, semua anggota keluarga Kem harus saling menghargai, tidak ada yang utama,semuanya punya fungsi dan kekuatan sendiri-sendiri

Joseph Sosrodjojo: Bisnis Air Teh Yang Terus Mengalir Manis

Di tangan Joseph sebagai generasi ketiga Sosro, teh botol berupaya untuk tidak menjadi merek generik. Bahkan terus melakukan berbagai diversifikasi merek dan produk.
Jika kita melihat kembali ke sejarah berdirinya usaha keluarga Sosro di Slawi, maka kita juga harus mengenal siapa pendiri awal bisnis Sosro ini. Beliau adalah Bapak Sosrodjojo almarhum, sebagai generasi pertama dengan lokasi pemasaran masih berkisar di daerah sekitar Slawi dan Tegal – Jawa Tengah dan berdomisili di Kota Slawi.
Kemudian bisnis yang semakin berkembang ini diteruskan oleh beberapa putra dari Bapak Sosrodjojo, yang disebut sebagai generasi kedua, yaitu: Soemarsono Sosrodjojo alm, Soegiharto Sosrodjojo, Soetjipto Sosrodjojo, dan Surjanto Sosrodjojo.
Kini usaha Teh Botol Sosro (TBS) dikelola oleh Joseph Soewito Sosrodjojo (generasi ketiga keluarga Sosrodjojo). Joseph adalah anak kedua dari Soegiharto Sosrodjojo. Kini Sinar Sosro telah memiliki 10 pabrik yang tersebar dari Medan sampai Bali. Negara tujuan ekspornya sudah merambah hingga ke Brunei Darussalam, Malaysia, Australia, Amerika, dan juga akan merambah pasar Timur Tengah. Seberapa besar kehebatan Joseph Sosrodjojo ini?
Di tangan Joseph, Sosro melakukan banyak diversifikasi ke berbagai variasi cita rasa, target segmen, benefit dan kemasan. Sesuatu yang berpuluh-puluh tahun tidak dilakukan oleh merek TBS, sekalipun sudah menjadi market leader. Diversifikasi merek dan produk ini bertujuan untuk membentengi TBS dari kemungkinan menjadi merek generik. Maklum, gara-gara kuatnya merek TBS, membuat semua merek teh dalam kemasan botol dikatakan sebagai teh botol.
Selain itu, diversifikasi juga dilakukan sebagai strategi inovasi yang harus dilakukan oleh Market Leader. Kini selain TBS, sudah terdapat paling tidak delapan merek yang dimiliki yaitu Fruit Tea, Tebs, Green Tea Sosro, Happy Juice, Proso, dan air mineral Prima.
Boleh dikatakan, generasi ketiga Sosro ini lebih terbuka dibandingkan generasi sebelumnya yang cenderung lebih tertutup dan minim publikasi. Bahkan Sinar Sosro membuka pabriknya untuk dikunjungi oleh publik. Sekalipun sudah memiliki banyak pesaing, di tangan Joseph TBS masih percaya diri untuk melenggang. Soalnya, apapun makanannya, minumnya memang Teh Botol Sosro.

Biografi Putera Sampoerna - Pemilik PT Sampoerna

Putera Sampoerna, mengguncang dunia bisnis Indonesia dengan menjual seluruh saham keluarganya di PT HM Sampoerna senilai Rp18,5 triliun, pada saat kinerjanya baik. Generasi ketiga keluarga Sampoerna yang belakangan bertindak sebagai CEO Sampoerna Strategic, ini memang seorang pebisnis visioner yang mampu menjangkau pasar masa depan.


Berbagai langkahnya seringkali tidak terjangkau pebisnis lain sebelumnya. Dia mampu membuat sensasi (tapi terukur)dalam dunia bisnis. Sehingga pantas saja Warta Ekonomi menobatkan putra Liem Swie Ling (Aga Sampoerna) ini sebagai salah seorang Tokoh Bisnis Paling Berpengaruh 2005. Sebelumnya, majalah Forbes menempatkannya dalam peringkat ke-13 Southeast Asia’s 40 Richest 2004.



Putera Sampoerna, pengusaha Indonesia kelahiran Schidam, Belanda, 13 Oktober 1947. Dia generasi ketiga dari keluarga Sampoerna di Indonesia. Adalah kakeknya Liem Seeng Tee yang mendirikan perusahaan rokok Sampoerna. Putera merupakan presiden direktur ketiga perusahaan rokok PT. HM Sampoerna itu. Dia menggantikan ayahnya Aga Sampoerna.



Kemudian, pada tahun 2000, Putera mengestafetkan kepemimpinan operasional perusahaan (presiden direktur) kepada anaknya, Michael Sampoerna. Dia sendiri duduk sebagai Presiden Komisaris PT HM Sampoerna Tbk, sampai saham keluarga Sampoerna (40%) di perusahaan yang sudah go public itu dijual kepada Philip Morris International, Maret 2005, senilai Rp18,5 triliun.

Pria penggemar angka sembilan, lulusan Diocesan Boys School, Hong Kong, dan Carey Grammar High School, Melbourne, serta University of Houston, Texas, AS, itu sebelum memimpin PT HM Sampoerna, lebih dulu berkiprah di sebuah perusahaan yang mengelola perkebunan kelapa sawit milik pengusaha Malaysia. Kala itu, dia bermukim di Singapura bersama isteri tercintanya, Katie, keturunan Tionghoa warga Amerika Serikat.

Dia mulai bergabung dalam operasional PT. HM Sampoerna pada 1980. Enam tahun kemudian, tepatnya 1986, Putera dinobatkan menduduki tampuk kepemimpinan operasional PT HAM Sampoerna sebagai CEO (chief executive officer) menggantikani ayahnya, Aga Sampoerna.

Namun ruh kepemimpinan masih saja melekat pada ayahnya. Baru setelah ayahnya meninggal pada 1994, Putera benar-benar mengaktualisasikan kapasitas kepemimpinan dan naluri bisnisnya secara penuh. Dia pun merekrut profesional dalam negeri dan mancanegara untuk mendampinginya mengembangkan dan menggenjot kinerja perusahaan.

Sungguh, perusahaan keluarga ini dikelola secara profesional dengan dukungan manajer profesional. Perusahaan ini juga go public, sahamnya menjadi unggulan di bursa efek Jakarta dan Surabaya. Ibarat sebuah kapal yang berlayar di samudera luas berombak besar, PT HM Sampoerna berhasil mengarunginya dengan berbagai kiat dan inovasi kreatif.

Tidak hanya gemilang dalam melakukan inovasi produk inti bisnisnya, yakni rokok, namun juga berhasil mengespansi peluang bisnis di segmen usaha lain, di antaranya dalam bidang supermarket dengan mengakuisi Alfa dan sempat mendirikan Bank Sampoerna akhir 1980-an.

Di bisnis rokok, HM Sampoerna adalah pelopor produk mild di tanah air, yakni rokok rendah tar dan nikotin. Pada 1990-an, itu Putera Sampoerna dengan kreatif mengenalkan produk rokok terbaru: A Mild. Kala itu, Putera meluncurkan A Mild sebagai rokok rendah nikotin dan “taste to the future”, di tengah ramainya pasar rokok kretek. Kemudian perusahaan rokok lain mengikutinya.

Dia memang seorang pebisnis visioner yang mampu menjangkau pasar masa depan. Berbagai langkahnya seringkali tidak terjangkau pebisnis lain sebelumnya. Dia mampu membuat sensasi (tapi terukur)dalam dunia bisnis. Langkahnya yang paling sensasional sepanjang sejarah sejak HM Sampoerna berdiri 1913 adalah keputusannya menjual seluruh saham keluarga Sampoerna di PT HM Sampoerna Tbk (40%) ke Philip Morris International, Maret 2005.

Keputusan itu sangat mengejutkan pelaku bisnis lainya. Sebab, kinerja HM Sampoerna kala itu (2004) dalam posisi sangat baik dengan berhasil memperoleh pendapatan bersih Rp15 triliun dengan nilai produksi 41,2 miliar batang. Dalam posisi ketiga perusahaan rokok yang menguasai pasar, yakni menguasai 19,4% pangsa pasar rokok di Indonesia, setelah Gudang Garam dan Djarum.

Mengapa Putera melepas perusahaan keluarga yang sudah berumur lebih dari 90 tahun ini? Itu pertanyaan yang muncul di tengah pelaku bisnis dan publik kala itu.

Belakangan publik memahami visi Tokoh Bisnis Paling Berpengaruh 2005 versi Majalah Warta Ekonomi ini ((Warta Ekonomi 28 Desember 2005). Dia melihat masa depan industri rokok di Indonesia akan makin sulit berkembang. Dia pun ingin menjemput pasar masa depan yang hanya dapat diraihnya dengan langkah kriatif dan revolusioner dalam bisnisnya. Secara revolusioner dia mengubah bisnis intinya dari bisnis rokok ke agroindustri dan infrastruktur.

Hal ini terungkap dari langkah-langkahnya setelah enam bulan melepas saham di PT HM Sampoerna. Juga terungkap dari ucapan Angky Camaro, orang kepercayaan Putera: “Arahnya memang ke infrastruktur dan agroindustri.”

Terakhir, di bawah bendera PT Sampoerna Strategic dia sempat berniat mengakuisisi PT Kiani Kertas, namun untuk sementara dia menolak melanjutkan negosiasi transaksi lantaran persyaratan yang diajukan Bank Mandiri dinilai tak sepadan. Dia pun dikabarkan akan memasuki bisnis jalan tol, jika faktor birokrasi dan kondisi sosial politik kondusif.

Biodata

Nama
Putera Sampoerna
Lahir
Schidam, Belanda, 13 Oktober 1947
Isteri:
Katie
Anak:
Michael Sampoerna
Ayah:
Aga Sampoerna (Liem Swie Ling)
Kakek:
Liem Seeng Tee

Pekerjaan
- CEO PT Sampoerna Strategic
- Presiden Komisaris PT HM Sampoerna

Pendidikan
- Diocesan Boys School, Hong Kong
- Carey Grammar High School, Melbourne
- University of Houston, Texas, AS


Referensi :

- http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/p/putera-sampoerna/index.shtml

Eka Tjipta Widjaja

Siapa yang tidak kenal dengan Eka Tjipta Widjaja? Ya, Eka merupakan pendiri Sinar Mas Grup yang kini bertengger di posisi ketiga dalam daftar sepuluh orang terkaya di Indonesia versi majalah Globe Asia 2008 dengan total kekayaan U$ 3,8 miliar. Tentu saja kesuksesan yang diraih Eka dicapai dengan penuh perjuangan dan kerja keras dari usia belia.

Jiwa bisnisnya sudah telihat ketika ia berusia sembilan tahun. Saat itu, Eka dan keluarganya hidup dalam kemiskinan. Eka pun membantu sang ayah berjualan di Ujung Pandang untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Eka pun berjualan dari rumah ke rumah. Walaupun hanya dapat berkomunikasi dalam bahasa Hokkian, Eka tidak patah semangat untuk berjualan. Ia banyak menggunakan bahasa "Tarzan", yaitu dengan menujuk-nunjuk atau menggunakan bahasa tubuh untuk menjual barang bawaannya.


Karena terdidik dengan pola sebagai pedagang, ia pun memutuskan untuk berusaha sendiri pada usia yang masih sangat belia, 15 tahun. Usaha pertama yang dilakukannya adalah menjual biskuit dan gula-gula. Namun karena tidak ada modal, Eka lantas bermaksud mengambil barang dulu dan kelak setelah menjadi uang baru dibayar. Tentunya, ia tak langsung dipercaya. Ia banyak sekali mendapat penolakan di beberapa toko grosir.


Ditolak di beberapa grosir tak membuatnya berputus asa. Eka pun menaruh jaminan ijazah SD sebagai identitas untuk bisa mengambil barang-barang dagangannya. Dengan cara ini, ia pun pelan-pelan bisa mendapat kepercayaan mengambil barang tanpa harus membayar di muka, meski barang yang bisa dijual tidak banyak. Kala itu, ia mendapat jatah empat buah kaleng biskuit dan gula-gula kembang senilai 21,50 gulden. Dengan barang jualan itu, ia selalu bersemangat berjualan dengan bersepeda ke toko-toko di wilayah Makasar. Pelan tapi pasti, usaha ini terus berkembang hingga akhirnya ia bisa berjualan dengan menyewa becak.


Saat mulai berkembang, bisnisnya sempat goncang. Ketika Jepang masuk Makasar tahun 1941, ia jatuh miskin lagi. Tetapi Eka memang tipikal orang yang pantang menyerah. Meski jatuh berkali-kali, ia tetap semangat membangun kembali usahanya. Saat itulah ia melihat truk-truk tentara Jepang yang sedang membuang bongkahan. Eka melihat sak-sak tepung terigu, semen, besi-besi bekas, dan merasa barang-barang itu merupakan peluang bisnis yang bisa digarap untuk kembali membangun usaha. Barang-barang bekas tersebut lantas dibawanya kembali ke rumah, dibungkus seperti semula, kemudian dijualnya. Perkiraannya ternyata tepat. Barang bekas itu ternyata laku.


Itulah gambaran keuletan seorang Eka Tjipta. Figurnya memang dikenal pantang menyerah. Dengan kekayaan mental itu, usaha demi usaha yang dirintis oleh Eka berbuah manis. Kini, dengan Sinar Mas-nya, ia telah memiliki empat sayap bisnis utama yang meliputi bisnis finansial, bubur kertas (
pulp) dan kertas, agrobisnis, dan real estate. Bisnis keuangan dikendalikan Sinar Mas Multiartha, sementara usaha pulp di bawah Asia Pulp & Paper. Sementara itu, kelompok agrobisnis dikendalikan Smart Corp dan propertinya ada di bawah kendali Duta Pertiwi.

Eka bukan hanya memiliki jiwa bisnis, namun ia juga memiliki jiwa sosial. Untuk itu Eka mendirikan yayasan "Eka Tjipta Foundation" sebagai bentuk kepedulian sosialnya. Eka berusaha menunjukkan kepedulian dengan mendirikan sebuah organisasi nirlaba yang di antaranya  memberikan perhatian pada persoalan pembangunan sosial kemasyarakatan.


Berada ditengah-tengah perekonomian keluarga yang sulit membuat Eka harus berjuang membantu orangtua mencukupi kebutuhan mereka. Semangat dan tekad yang kuat untuk membantu keluarganya berbuah manis. Berbagai pengalaman pahit dalam berdagang ia jalani dengan sikap optimis. Eka merupakan sosok yang tidak mudah putus asa dan pantang menyerah. Ketika gagal ia mampu untuk bangkit lagi. Bangkit dengan membaca peluang yang ada disekitarnya. Kekayaan mental seperti inilah yang perlu selalu kita miliki untuk menjadi seorang pemenang,

Susilo Wonowidjojo

PT Gudang Garam menunjuk Susilo Wonowidjojo sebagai presiden direktur untuk mempertahankan pangsa pasar menyusul aksi korporasi yang dilakukan oleh British American Tobacco Plc.

Dalam siaran pers yang dilansir perusahaan di Kediri, Jawa Timur, disebutkan Wonowidjojo menggantikan Djajusman Surjowijono, yang mengundurkan diri pada Februari.

Suksesi itu dilakukan setelah pesaing asing melakukan ekspansi di negara dengan jumlah perokok terbesar setelah China dan India. Sejumlah perusahaan termasuk BAT dan Philip Morris International Inc berebut pangsa pasar di Indonesia. Laba kuartal pertama Gudang Garam naik dua kali lipat mencapai rekor dibantu oleh pemangkasan biaya.

"Gudang Garam melakukan strategi positif, terlihat dari hasil kuartal terakhir, yang sangat baik. Memang masih awal, namun saya kira daya beli masyarakat juga berperan penting, tidak hanya bagi Gudang Garam tetapi juga industri," jelas Rumaida Utami, analis PT CIMB-GK Securities Indonesia, sebelum pengumuman tersebut.

PT HM Sampoerna, dengan pangsa pasar 29%, mengalahkan Gudang Garam untuk menjadi penguasa industri rokok pada 2006, setahun setelah Philip Morris mengakuisisi perusahaan itu.

Pada 17 Juni, BAT mengambil alih PT Bentoel Internasional Investama dengan nilai US$494 juta untuk melebarkan sayap di pasar rokok kretek di Indonesia. Direktur Asia Pasifik John Daly menjelaskan perusahaan rokok terbesar di Eropa ini mengincar peluang yang luas di Indonesia dengan tujuan menggeser posisi Gudang Garam dari peringkat kedua.

Gudang Garam didirikan pada 1958 dan menguasai 26,5% pangsa pasar, turun dari 36% pada 1999. Selama tahun ini, saham perusahaan naik dua kali lipat, melebihi kenaikan 47% pada Jakarta Composite Index. Pada 19 Juni, saham turun 1% menjadi Rp9.500.

Jubir Gudang Garam Vidya Boediyanti pada Februari menjelaskan Surjowijono mengundurkan diri karena faktor usia. Dia sempat menjabat sebagai direktur keuangan selama 10 tahun. Wonowidjojo menjadi vice president director sejak 1990 dan menduduki posisi direktur lebih dari 10 tahun.(yn)

R. Budi (69) dan Michael Hartono

Seperti tahun lalu, R. Budi (69) dan Michael Hartono (71) tahun ini berada di posisi teratas dalam daftar 40 orang terkaya di Indonesia versi Majalah Forbes.

Dalam daftar yang dipublikasikan di Jakarta, Jumat, disebutkan dua penghasilan bersaudara yang mewarisi pabrik rokok Djarum dari ayah mereka dan bertambah kaya dengan pemasukan dari Bank Central Asia dan usaha sawit itu pada tahun ini mencapai 11 miliar dolar AS, naik dari 2009 yang sebesar tujuh miliar dolar AS.

Setelah R. Budi dan Michael Hartono, orang yang tercatat paling kaya nomor dua di Indonesia adalah Susilo Wonowidjojo (54) dengan penghasilan delapan miliar dolar AS. Keluarga Susilo merupakan pemilik perusahaan rokok kretek Gudang Garam yang dalam dua tahun terakhir nilai sahamnya naik sepuluh kali lipat.

Susilo menggeser Martua Sitorus (50), dari Wilmar International, pedagang minyak sawit terbesar di Asia, yang kini menempati posisi keempat dengan penghasilan 3,2 miliar dolar AS, naik dari 2009 yang hanya tiga miliar dolar AS.

Sementara Eka Tjipta Widjaja (87) yang pendapatannya bersumber dari perusahaan penghasil minyak kelapa sawit Golden Agri-Resources tercatat berpenghasilan enam miliar dolar AS, naik 3,6 miliar dolar AS dari tahun 2009.

Selain ketiga wajah lama itu, ada beberapa wajah baru yang untuk pertama kali masuk dalam daftar orang terkaya Forbes. "Ada sekitar 40 persen orang baru tahun ini," kata CEO Majalah Forbes Indonesia Millie Stephanie.

Mereka antara lain Sri Prakash Lohia (59) dari Indorama Syntetics dengan kekayaan 2,6 miliar dolar AS pada posisi lima dan Vice President Comissioner Indika Energy Agus Lasmono Sudwikadmono (39) pada peringkat ke-24 dengan penghasilan 845 juta dolar AS.

Berikut daftar lengkap dari 40 orang terkaya Indonesia versi Majalah Forbes:


  1. R.Budi (69) dan Michael Hartono (71) dengan penghasilan 11 miliar dolar AS. Keduanya pewaris perusahaan rokok Djarum. Selain itu mereka mendapat pemasukan besar dari Bank Central Asia dan perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kalimantan.
  2. Susilo Wonowidjojo (54) dengan penghasilan delapan miliar dolar AS. Pemimpin pabrik rokok Gudang Garam milik keluarganya. Selain dari pabrik rokok, penghasilannya juga berumber dari perusahaan minyak kelapa sawit.
  3. Eka Tjipta Widjaja (87) dengan penghasilan enam miliar dolar AS. Lebih dari separuh kekayaan ayah dari 15 anak ini berasal dari bisnis minyak sawit Golden Agri-Resources yang dijalankan anaknya, Franky.
  4. Martua Sitorus (50) dengan penghasilan 3,2 miliar dolar AS. Ayah dari empat anak ini adalah pimpinan Wilmar International, pedagang minyak sawit besar di Asia.
  5. Anthoni Salim (61) dengan penghasilan tiga miliar dolar AS. Dia pemimpin perusahaan keluarga Salim Group.
  6. Sri Prakash Lohia (58) dengan penghasilan 2,65 miliar dolar AS. Orang India yang kini menjadi warga negara Indonesia dan mengendalikan Indorama Syntetics, pabrik poliester terbesar di Indonesia.
  7. Low Tuck Kwong (62) dengan kekayaan 2,6 miliar dolar AS. Penghasilan pria kelahiran Singapura yang sekarang memiliki dua anak ini bersumber dari perusahaan batubara Bayan Resources.
  8. Peter Sondakh (58) dengan penghasilan 2,4 miliar dolar AS.
  9. Putera Sampoerna (63) dengan penghasilan 2,3 miliar dolar AS.
  10. Aburizal Bakrie (64) dengan penghasilan 2,1 miliar dolar AS, utamanya dari batubara. Kekayaan Ical--nama sapaannya-- turun 0,4 miliar dari tahun lalu. Tahun 2009 kekayaannya 2,5 miliar dolar AS dan berada pada peringkat empat daftar 40 orang terkaya Indonesia.
  11. Kiki Barki (71) dengan kekayaan 1,7 miliar dolar AS, utamanya dari bisnis batubara dari perusahaannya, Harum Energy.
  12. Eddy William Katuari (59) dengan kekayaan 1,65 miliar dolar AS. Dia pemilik produsen barang konsumsi Wings Group.
  13. Edwin Soeryadjaya (61) dengan penghasilan 1,6 miliar dolar AS. Pendapatannya bersumber dari perusahaan ekuitasnya, Saratoga Capital, yang banyak bergerak di bidang pertambangan batubara.
  14. Boenjamin Setiawan (77) dengan kekayaan 1,5 miliar dolar AS. Dia salah satu pendiri Kalbe Farma.
  15. Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Tohir (45) dengan kekayaan 1,45 miliar dolar AS.
  16. Konglomerat Sukanto Tanoto (60) dengan kekayaan 1,4 miliar dolar AS.
  17. Theodore Rachmar (67) dengan penghasilan 1,35 miliar dolar AS. Dia memulai karir dari Astra dan sekarang terlibat di Adaro Energy.
  18. Pemilik Para Group Chairul Tanjung (47) dengan kekayaan 1,25 miliar dolar AS.
  19. Pendiri Central Cipta Murdaya, Murdaya Poo (69), dengan penghasilan 1,15 miliar dolar AS.
  20. Ciliandra Fangiono (34) dengan penghasilan 1,1 miliar dolar, utamanya dari bisnis minyak kelapa sawit.
  21. Benny Subianto (68) dengan kekayaan 1,05 miliar dolar AS.
  22. Arifin (65) dan Hilmi (55) Panigoro dengan kekayaan 985 juta dolar AS.
  23. Sjamsul Nursalim (69) dengan kekayaan 850 juta dolar AS.
  24. Agus Lasmono Sudwikatmono (34) dengan kekayaan 845 juta dolar AS.
  25. Kartini Muljadi (80) dengan kekayaan 840 juta dolar AS.
  26. Tahir (58) dengan kekayaan 805 juta dolar AS.
  27. Sandiaga Uno (41) dengan kekayaan 795 juta dolar AS, utamanya dari perusahaan tambang batubara.
  28. Pendiri Lippo Group, Mochtar Riady (81), dengan penghasilan 730 juta dolar AS.
  29. Ciputra (79) dengan penghasilan 725 juta dolar AS, utamanya dari perusahaan properti Ciputra Group.
  30. Hashim Djojohadikusumo (56) dengan penghasilan 680 juta dolar AS.
  31. Harjo Sutanto (84), salah satu pendiri Wings Group, dengan kekayaan 675 juta dolar AS.
  32. Trihatma Haliman (58) dari Agung Podomoro, dengan kekayaan 600 juta dolar AS.
  33. Pengusaha media, Hary Tanoesoedibjo (45), dengan kekayaan 595 juta dolar AS.
  34. Pendiri Lion Air, Kusnan (51) dan Rusdi Kirana (47), dengan penghasilan 580 juta dolar AS.
  35. Wiwoho Basuki Tjokronrgoro (71) dengan kekayaan 575 juta dolar AS.
  36. Engki Wibowo (59) dan Jenny Quantero (58) dengan kekayaan 560 juta dolar AS.
  37. Husain Djojonegoro (61) dari produsen barang konsumsi ABC Group dengan kekayaan 545 juta dolar AS.
  38. Eka Tjandranegara (64) dengan kekayaan 525 juta dolar AS.
  39. Sutanto Djuhar (81) dengan kekayaan 490 juta dolar AS.
  40. Prajogo Pangestu (59) dengan kekayaan 455 juta dolar AS.

Biografi Aburizal Bakrie

Ir. H. Aburizal Bakrie atau yang biasa dipanggil  Ical mencuat ke pentas nasional berawal dari dunia bisnis. Dia adalah putra sulung pengusaha H Achmad Bakrie, kelahiran Jakarta 15 November 1946.

Kini, Ical memimpin Bakrie Grup, sebuah kelompok bisnis yang dirintis mendiang ayahnya. Grup bisnis yang dirintis ayahnya bermula dari perdagangan rempah-rempah dan hasil perkebunan, khususnya dari Provinsi Lampung.

Di bawah kendali Ical, Grup Bakrie tetap eksis dan mampu bertahan dari badai ekonomi yang melanda negeri ini. Sebelum dikenal sebagai pemimpin kelompok usaha ini, Ical memimpin Persatuan Insinyur Indonesia (PII).

Di dunia usaha pula, dia menjabat Ketua Umum Kadin Indonesia sejak 1994 hingga 2004. Posisinya di Kadin telah mengantarnya untuk berkutat pada persoalan-persoalan nasional yang lebih besar daripada persoalan-persoalan yang dialami perusahaannya sendiri.
Tokoh yang satu ini adalah "trade mark"-nya Kadin (Kamar Dagang dan Industri). Sebutan itu bukan tidak beralasan. Selama sepuluh tahun (periode 1994-1999 dan 1999-2004) memimpin Kadin, Aburizal Bakrie berhasil membawa organisasi pengusaha itu sangat berpengaruh dalam pengambilan kebijakan pemerintah.

Usai memimpin Kadin Indonesia, Ical ikut konvensi calon presiden yang diselenggarakan Golkar tahun 2004 dan sempat masuk tujuh besar. Meski kandas, tetapi tampaknya dia memetik pelajaran bagaimana permainan politik sesungguhnya.

Pengalaman menjajaki dunia politik itu kemudian mengantarnya menjadi salah satu menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) periode 2004-2009 dengan posisi sebagai Menko Perekonomian, dan selanjutnya menjabat Menko Kesra. 


Ical pernah disebut-sebut sebagai orang terkaya se-Asia Tenggara. Dia pengusaha yang terbilang paling gemilang pada sepuluh tahun reformasi di Indonesia. Selain bisa keluar dari krisis ekonomi yang mengancam perusahaannya, Bakrie Grup, justru bisa menduduki posisi penting di pemerintahan.

Keluarga Bakrie pernah pula dinobatkan oleh Majalah Forbes Asia sebagai orang terkaya di Indonesia tahun 2007. Dia tidak membantah tetapi juga tidak menanggapinya secara berlebihan.
Apa rahasia sukses bisnis keluarga ini? KABAR heboh itu bertiup dari Singapura. Dari Negeri Singa itulah, majalah Forbes Asia edisi 13 Desember 2007 dilansir. Isinya, seperti tahun-tahun sebelumnya, memajang daftar orang-orang super-tajir alias terkaya dari Indonesia. Dan yang bikin heboh, jawaranya untuk tahun ini adalah Aburizal Bakrie, pengusaha sekaligus politisi yang pernah tersuruk di masa krisis ekonomi satu dekade silam.

Banyak orang terkesiap. Bagaimana mungkin Ical—panggilan akrab Aburizal—yang sebelumnya masih di urutan keenam dengan kekayaan US$ 1,2 miliar, kini menyodok ke urutan teratas? Jawabannya, menurut hasil riset Forbes, terletak pada kemampuannya melipatgandakan pundi-pundi ekayaannya.

Hanya dalam tempo setahun, kekayaan keluarga Aburizal Bakrie melejit hampir lima kali lipat dari angka tahun lalu menjadi US$ 5,4 miliar atau sekitar Rp 50,2 triliun! Berkat prestasi ini, Aburizal langsung menggusur lima taipan papan atas sekaligus. Bos Grup Raja Garuda Mas, Sukanto Tanoto, yang tahun lalu dinobatkan sebagai orang terkaya, kini turun satu peringkat ke urutan runner-up.

Sejumlah kolega Aburizal langsung menyambut dengan suka cita pengumuman Forbes itu. Wakil Presiden (waktu itu) Jusuf Kalla dan Ketua Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia, Suryo B. Sulisto, termasuk di antaranya. ”Jangan lupa, untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia, orang terkaya diduduki oleh pengusaha pribumi,” kata Kalla.

Grup Bakrie memang sedang mujur. Menurut seorang bankir investasi, kelompok usaha ini diuntungkan dua berkah sekaligus: harga komoditas yang melonjak di pasar dunia dan serbuan investor global di pasar modal Asia-Pasifik. Itu sebabnya, indeks saham di sejumlah bursa di kawasan ini melesat rata-rata 27 persen sepanjang tahun ini. BursaIndonesia bahkan diperkirakan tumbuh hingga 52 persen.

PT Bumi Resources Tbk. termasuk salah satu unit usaha Grup Bakrie yang ketiban rezeki nomplok. Produsen batu bara terbesar di Indonesia itu ibarat mendapat durian runtuh. Harga batu bara, produk jualannya, meroket dari US$ 50 per ton pada akhir 2006 menjadi US$ 90 per ton di akhir tahun ini. ”Tren ini dipicu oleh lonjakan permintaan dari Cina dan India,” ujar Poltak Hotradero, analis Recapital Asset Management.

Dengan pendapatan berlipat itu, saham Bumi kian kinclong. Investor pun memburunya di lantai bursa. Akibatnya, hanya dalam tempo setahun, harga sahamnya meningkat enam kali lipat, dari Rp 920 per saham pada akhir tahun lalu menjadi Rp 6.000 per 26 Desember lalu. Secara otomatis, kapitalisasi pasar Bumi pun melonjak menjadi Rp 116,4 triliun—terbesar kedua setelah PT Telekomunikasi Indonesia.

Keluarga Bakrie sebagai pemilik 40 persen saham Bumi tentu ikut sumringah. Saham yang dikantonginya itu kini bernilai tunai Rp 47 triliun. Ini berarti lebih dari 90 persen dari total kekayaannya yang ditaksir Forbes sekitar Rp 50,2 triliun berasal dari kepemilikan saham perusahaan tambang ini. ”Ini bukti pasar percaya,” ujar Aburizal di Jimbaran, Bali.

Itu baru dari saham Bumi. Keluarga ini masih memiliki tambang duit lain di bursa Indonesia. Harga saham PT Bakrieland Development naik 223 persen, PT Energi Mega Persada 190 persen, PT Bakrie Sumatra Plantations 126 persen, PT Bakrie & Brothers 96 persen, dan PT Bakrie Telecom 75 persen. Umumnya, keluarga ini menjadi pemilik mayoritas di perusahaan-perusahaan publik tersebut.

Lalu apa rahasia di balik kejayaan Grup Bakrie? Sejumlah analis dan eksekutif dari grup bisnis ini menyebut kuncinya terletak pada kepiawaian manajemen melihat peluang dan waktu dalam pengambilan keputusan. Menurut Suryo Sulisto, Presiden Komisaris Bumi Resources, ini tak lepas dari gerak cepat Grup Bakrie membajak para profesional handal, dari dalam dan luar negeri, untuk menduduki posisi teras manajemen.

Ada pula jawaban lain di balik melejitnya bisnis Bakrie. Di mata ekonom Dradjad Wibowo, kunci kesuksesan Bakrie merupakan gabungan tiga hal: keberuntungan, kepiawaian membaca pasar, dan kedekatan dengan lingkar kekuasaan. Seorang bankir investasi menambahkan satu faktor: kemujuran. Kelihaian Bakrie mencuri peluang dari pesaing bisnisnya tak diragukan lagi.

Ingat saja saat Bakrie berebut saham produsen batu bara terbesar di Indonesia, Kaltim Prima Coal (KPC). Ketika itu, Nirwan Bakrie, operator utama Grup Bakrie yang juga adik Aburizal, bertarung keras dengan David Salim memperebutkan saham KPC milik Rio Tinto dan BP Plc. Padahal, saat itu David disokong oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah Kalimantan Timur.

Menurut sumber yang terlibat transaksi ini, untuk memuluskan akuisisi, mereka melobi para pejabat. Selain itu, Nirwan bersama Ari S. Hudaya dan Nalinkant Rathod dari Bumi Resources juga berupaya meyakinkan para pemodal. Mereka pun bergerilya ke Singapura, London, hingga New York. Hasilnya, mereka mendapatkan pendanaan dari Credit Suisse First Boston (CSFB) dan United Overseas Bank (UOB). Walhasil, dengan harga US$ 500 juta, Bumi sukses menelikung rivalnya itu.

Transaksi kontroversial KPC ini menandai kebangkitan Grup Bakrie di jagat bisnis Indonesia. Padahal, krisis ekonomi 1998 hampir meruntuhkan kerajaan bisnis yang dirintis Achmad Bakrie, ayah Aburizal, sejak 1942 itu. Akibat terpaan krisis, keluarga Bakrie harus rela tinggal mengantongi 2,5 persen saham di Bakrie & Brothers untuk menyelesaikan restrukturisasi utang dengan para kreditor.
Namun, dari situlah kerajaan bisnis Grup Bakrie akhirnya bisa bangkit kembali.

Berbagai langkah akuisisi dan ekspansi bisnis bahkan terus digenjot. Usahanya merambah ke sektor yang menggiurkan, dari bisnis perkebunan sawit hingga proyek properti. Mereka juga sibuk memburu ladang minyak dan tambang baru.

Bumi, misalnya, saat ini disibukkan oleh rencana akuisisi Herald Resources senilai US$ 455 juta. Herald sedang menggarap proyek Dairi, tambang timbal dan seng di Sumatera Utara. ”Kami optimistis transaksi sukses,” kata Dileep Srivastava, Senior Vice President Investor Relations Bumi.
Mereka juga merambah ke bisnis-bisnis baru. Bakrie mulai masuk ke sektor telekomunikasi, jalan tol hingga air minum. Di bisnis telekomunikasi, mereka sedang giat melebarkan jaringan telekomunikasi Esia, produknya, di luar Jawa. Kelompok usaha ini juga giat menggarap konsesi ruas tol Kanci-Pejagan, bagian dari proyek tol Trans-Java.

Jalan memang tak selalu mulus. Upaya memburu minyak di Blok Brantas, Sidoarjo, Jawa Timur, malah membuahkan petaka. Pada Mei 2006, di areal sumur pengeboran milik Lapindo Brantas Inc., unit usahanya, itu keluar semburan lumpur panas. Bencana ini membuat lebih dari 10 ribu orang mengungsi dan 400 hektare lahan terendam, termasuk sawah, rumah, pabrik dan sekolah. Ekonomi Jawa Timur sempat lumpuh. Tudingan langsung mengarah kepada Grup Bakrie, yang dinilai lalai dalam melakukan pengeboran.
Biografi

Ir. H. Aburizal Bakrie (lahir di Jakarta, 15 November 1946; umur 62 tahun) adalah seorang pengusaha Indonesia yang merupakan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat dalam Kabinet Indonesia Bersatu. Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Perekonomian dalam kabinet yang sama, namun posisinya berubah dalam perombakan yang dilakukan presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 5 Desember 2005. Dia adalah anak sulung dari keluarga Achmad Bakrie, pendiri Kelompok Usaha Bakrie, dan akrab dipanggil Ical.

Keluarga Aburizal mempunyai tiga adik yaitu sebagai berikut
Roosmania Odi Bakrie, menikah dengan Bangun Sarwito Kusmulyono
Indra Usmansyah Bakrie, menikah dengan Gaby Djorgie
Nirwan Dermawan Bakrie, menikah dengan Indira (Ike)
Aburizal menikah dengan Tatty Murnitriati dan dikaruniai tiga anak sebagai berikut:
Anindya Novyan Bakrie, menikah dengan Firdani Saugi
Anindhita Anestya Bakrie, menikah dengan Taufan Nugroho
Anindra Ardiansyah Bakrie

Pendidikan
Fakultas Elektro, Institut Teknologi Bandung, lulus tahun 1973

Pekerjaan
1992 – sekarang Komisaris Utama/Chairman, Kelompok Usaha Bakrie
1989 – 1992 Direktur Utama PT. Bakrie Nusantara Corporation
1988 – 1992 Direktur Utama PT Bakrie & Brothers
1982 – 1988 Wakil Direktur Utama PT. Bakrie & Brothers
1974 –1982 Direktur PT. Bakrie & Brothers
1972 – 1974 Asisten Dewan Direksi PT. Bakrie & Brothers

Organisasi
2009 - sekarang Ketua Umum Partai Golkar
2000 – 2005 Anggota Dewan Pakar ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia)
1999 – 2004 Ketua Umum KADIN (Kamar Dagang dan Industri Indonesia) periode II
1996 – 1998 Presiden, Asean Chamber of Commerce & Industry
1996 – 1997 International Councellor, Asia Society
1994 – 1999 Ketua Umum KADIN periode I
1993 – 1998 Anggota, Majelis Pemusyawaratan Rakyat (MPR) – periode II
1993 – 1995 Anggota Dewan Penasehat, International Finance Corporation
1993 – 1995 Presiden ASEAN Business Forum (d/h Institute of South East Asian Business) – periode II
1991 – 1993 Presiden ASEAN Business Forum (d/h Institute of South East Asian Business) – periode I
1989 – 1994 Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia
1988 – 1993 Wakil Ketua Umum, KADIN Bidang Industri dan Industri Kecil
1988 – 1993 Anggota, Majelis Pemusyawaratan Rakyat (MPR) – periode I
1985 – 1993 Ketua Bidang Dana PBSI (Persatuan Bulu Tangkis Indonesia)
1984-sekarang Anggota, Partai Golongan Karya
1984 – 1988 Wakil Ketua, Asosiasi Kerjasama Bisnis Indonesia – Australia
1977 – 1979 Ketua Umum, HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia)
1976 – 1989 Ketua Umum, Gabungan Pabrik Pipa Baja Seluruh Indonesia
1975: Ketua Departemen Perdagangan HIPMI
1973 – 1975 Wakil Ketua Departemen Perdagangan, HIPMI

Penghargaan
1997 Penghargaan “ASEAN Business Person of the Year” dari the ASEAN BusinessForum
1995 Pengharagaan “Businessman of the Year” dari Harian Republika
1986 Penghargaan “The Outstanding Young People of the World” dari the Junior Chamber of

SCANNING

DOA & MAKLUMAT PRAKTISI RUQYAH SELURUH DUNIA
BISMILLAH.
Wahai seluruh kuman, bakteri, virus yang merusak tubuh, juga seluruh penyakit fisik, seluruh emosi negatif, seluruh gangguan jin dan sihir!
Kami perintahkan atas Nama Allah yang Maha Kuasa! Keluar saat ini juga dari tubuh saudara kami yang sekarang sedang mendengarkanlantunan Firman Allah dan doa Rasulullah, karena rasa takut kalian kepada murka Allah!
Kepada seluruh sel tubuh, semua hormon, setiap energi tubuh manusia yang saat ini mendengar lantunan Firman Allah dan doa Rasulullah ! Sekarang juga perbaikilah kondisi tubuh kalian hingga sehat sempurna!
Dengan Izin Allah Terjadilah, Terjadilah, Terjadilah pada detik ini juga, Aamiin Ya Rabbul Alamin

Kajian Tentang Ruqyah Syariah